Sabtu, 25 September 2010

POTENSI ANALGESIK JINTEN HITAM

PERBANDINGAN ANTARA POTENSI ANALGESIK JINTEN HITAM DENGAN ASPIRIN
Ainul Nismala, Nur Ilhaini Sucipto, Astri Taufi Ramadhani
Fakultas Kedokteran, Universitas Jember, Jember


PENDAHULUAN
Pemanfaatan jinten hitam telah dilakukan selama beberapa ratus tahun yang lalu di berbagai negara. Di zaman Mesir kuno, jinten hitam digunakan sebagai obat untuk mengatasi sakit kepala, sakit gigi, dan infeksi yang diderita Fir’aun. Hal ini terbukti dengan ditemukannya satu gelas kecil yang berisi jinten hitam di dalam ruang makam Fir’aun Tutenchamun oleh para Arkeolog (1). Pada tahun 980 M, Ibnu Sina menerbitkan buku berjudul The Cannon Of Medicine yang menerangkan bahwa jinten hitam dapat digunakan untuk mengobati batuk, cacingan, sakit gigi, sakit kepala, dan luka yang sulit sembuh. Hippokrates juga menyarankan penggunaan biji jinten hitam untuk meningkatkan kesehatan (2).

Salah satu zat berkhasiat yang terkandung dalam jinten hitam adalah thymoquinon. Beberapa penelitian telah membuktikan khasiatnya, baik secara in vitro maupun in vivo, misalnya sebagai anti bakteri (1) dan anti oksidan (4). Ditinjau dari segi toksisitasnya, jinten hitam terbukti tidak menunjukkan induksi efek samping yang signifikan pada fungsi hati dan liver (5).

Penggunaan jinten hitam sebagai analgesik sudah banyak diterapkan oleh masyarakat. Namun, sampai saat ini belum banyak penelitian yang telah dilakukan untuk mengujinya. Penelitian yang dilakukan oleh Al-Naggar et al. (6) dan Emizola (7) telah membuktikan adanya efek analgesik pada jinten hitam. Hal ini menjadi dasar untuk mengadakan penelitian lebih lanjut.

Obat yang sering digunakan sebagai analgesik adalah aspirin. Namun obat ini dapat mengiritasi lambung dan dapat menyebabkan perdarahan pada usus (8). Jinten hitam dapat dijadikan sebagai bahan obat alternatif karena mekanisme kerjanya yang mirip dengan aspirin dalam menimbulkan potensi analgesik, yaitu melalui penghambatan enzim siklooksigenase (9).

Pengujian nyeri tidak dapat dimonitor secara langsung pada hewan coba, tetapi hanya dapat diamati melalui respon hewan coba terhadap rangsangan nyeri yang diberikan. Telah disepakati bersama bahwa hotplate test dapat digunakan untuk mengamati respon nyeri hewan coba pada pengujian penghambat enzim siklooksogenase melalui pemaparan panas pada kulit telapak kaki (10).

METODE PENELITIAN
Penelitian ini tergolong jenis penelitian eksperimental laboratoris. Sedangkan rancangan penelitiannya menggunakan the pre-post test control group design (11). Dua puluh empat mencit galur Balb/c umur 2-3 bulan dengan berat 25-40 gram dipuasakan dahulu selama + 18 jam sebelum pengujian, tetapi air minum tetap diberikan. Hewan coba secara random dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu kelompok I sebagai kontrol diberi 2,5 mikroliter/gBB aquadest per oral, kelompok II dan III diberi ekstrak jinten hitam dosis 2,5 mikroliter/gBB dan 5 mikroliter/gBB dan kelompok IV diberi aspirin dosis 65 mikrogram/gBB. Masing-masing kelompok diamati reaksi nyerinya selama 30 menit sebelum pemberian obat uji melalui pemaparan panas dengan hotplate pada kulit telapak kaki (11). Rata-rata dari waktu reaksi pada kedua pengamatan ini merupakan waktu reaksi normal. Kemudian, kepada masing-masing kelompok dilakukan pemberian obat. Enam puluh menit kemudian masing-masing kelompok diberi perlakuan. Waktu reaksi dari tiap hewan dicatat, ditabulasi, dan dievaluasi. Analisis statistik menggunakan uji Anova satu arah dengan menggunakan program SPSS (Release 13.0). Kemudian dilanjutkan dengan analisis Regresi untuk memperkirakan dosis jinten hitam yang memberikan potensi analgesik sama dengan aspirin 65 mikrogram/gBB.

DISKUSI
Nyeri yang dirasakan oleh mencit merupakan nyeri somatik, yang bila dilihat dari tempat terjadinya, merupakan nyeri permukaan, karena pemanasan itu ditempatkan pada telapak kaki mencit. Stimulus yang merangsang nyeri akan menimbulkan pengeluaran mediator nyeri (prostaglandin) sehingga menyebabkan perangsangan reseptor nyeri dan timbullah respon terhadap rasa nyeri tersebut.

Ekstrak jinten hitam memiliki potensi analgesik pada mencit. Potensi analgesik ini dihasilkan oleh zat thymoquinon yang terkandung di dalamnya. Mekanisme kerja thymoquinon adalah menghambat enzim siklooksigenase yang berfungsi mengkatalis reaksi pemecahan asam arakidonat menjadi senyawa endoperoksida (9). Akibatnya, prostaglandin tidak terbentuk. Efek farmakologi ini diasumsikan sama dengan obat anti inflamasi non steroid seperti aspirin (12).

Dari uji LSD dapat diketahui bahwa ada perbedaan bermakna antara kelompok kontrol dengan kelompok mencit yang diberi ekstrak jinten hitam. Ini membuktikan bahwa jinten hitam memiliki efek analgesik. Sedangkan potensi analgesik ekstrak jinten hitam sama dengan potensi analgesik aspirin. Hal ini ditunjukkan pada hasil uji LSD yang menyatakan tidak adanya perbedaan bermakna antara aspirin dengan ekstrak jinten hitam dosis 2,5 mikroliter/gBB dan 5 mikroliter/gBB. Pengamatan pada kedua dosis ekstrak jinten hitam menunjukkan adanya perbedaan bermakna antara dosis 2,5 mikroliter/gBB dengan dosis 5 mikroliter/gBB. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak jinten hitam dosis 5 mikroliter/gBB memiliki potensi analgesik yang lebih besar daripada dosis 2,5 mikroliter/gBB.

Penelitian ini telah membuktikan bahwa pengujian ekstrak jinten hitam menggunakan metode hotplate test memiliki potensi analgesik pada mencit yang hampir sama dengan aspirin. Potensi ini sudah terlihat pada dosis 2,5 mikroliter/gBB. Dengan menggunakan rumus matematika (Y = 0,058 + 1,373X ; dimana Y adalah selisih waktu respon nyeri dan X adalah dosis ekstrak jinten hitam) yang didapatkan dari uji regresi dapat diperkirakan bahwa dosis ekstrak jinten hitam yang memiliki potensi analgesik sama dengan aspirin adalah 3,16 mikroliter/gBB. Pemilihan dosis aspirin didasarkan pada dosis lazim aspirin yang dapat memberikan efek analgesik pada manusia dengan berat badan 70 kg, yaitu 500 mg (12) dimana dosis ini kemudian dikonversikan ke mencit dengan berat badan 20 g.

Dalam tabel konversi diketahui bahwa perbandingan mencit 20 g dan manusia 70 kg adalah 1: 387,9 (13). Maka, melalui perhitungan konversi tersebut dapat diketahui bahwa dosis yang tepat digunakan pada manusia dengan berat badan 70 kg adalah 24,5 ml (3,16 mikroliter/gBB X 20 g X 387,9) atau sebanyak + 1,5 sendok makan dengan asumsi bahwa 1 sendok makan = 15 ml (12). Dosis tersebut setara dengan 47,2 g biji jinten hitam dengan kandungan thymoquinon sebanyak 0,28 g dengan asumsi bahwa 1 gram biji jinten hitam mengandung 0,6% thymoquinon (14).

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pemberian ekstrak jinten hitam mempunyai efek potensi analgesik. Ekstrak jinten hitam dosis 2,5 mikroliter/gBB sudah memiliki potensi analgesik yang kuat, tetapi potensinya lebih rendah jika dibandingkan dengan dosis 5 µl/gBB. Namun, potensi analgesik jinten hitam dosis 2,5 mikroliter/gBB dan 5 mikroliter/gBB hampir sama dengan aspirin dosis 65 mikrogram/gBB. Sedangkan, besar dosis ekstrak jinten hitam yang memiliki potensi analgesik sama dengan aspirin adalah 3,16 mikrogram/gBB

UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih peneliti sampaikan kepada dr. Hairrudin. M.Kes selaku dosen pembimbing dan dr. Cholis Abrori. M.Kes yang mendorong kami untuk mengirimkan KTI ini. Terima kasih dukungan Jember Cendekia (komunitas mahasiswa penulis ekstra Universitas Jember) yang telah memberikan ruang bagi kami pada saat itu untuk bisa melatih skill menulis kami mahasiswa yang juga peneliti.

DAFTAR PUSTAKA
(1) Schleicher P. Pengobatan alami dengan jintan hitam. Surabaya: Smart Life Sejahtera; 2000.
(2) Ehrmann H. Jintan Hitam. Surabaya: Smart Life Sejahtera; 2000.
(3) Toppozada HH, Mazloum HA, El-Dakhakhny HAMM. The antibacterial properties of nigella sativa seeds. J Egypt Med Ass 1965; 48: 187-202.
(4) Machmudah, Shiramizu, Goto, Sasaki, Hirose. Extraction of nigella sativa l. using supercritical co2: a study of antioxidant activity of the extract. Separation Science and Technology 2005; 40: 1267-1275.
(5) Ali BH and Blunden G. Pharmacological and toxicological properties of nigella sativa. Phytother Res. 2003; 17: 299-305.
(6) Al-Naggar, Gomez-Serranillos, Carretero, Villar. Neuropharmacological activity of nigella sativa l. extracts. J Ethnopharmacol. 2003; 88: 63-68.
(7) Emizola, Fitri.. Efek Analgetik ekstrak biji jinten hitam (nigella sativa) pada tikus putih jenis wistar (rattus norwegicus strain wistar) dengan rendall salitto test. Malang: Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya; 2001.
(8) Tierney LM, McPhee SJ, Papadakis MA. Diagnosis dan terapi kedokteran (penyakit dalam). Jakarta: Salemba Medika; 2002.
(9) Houghton PJ. Fixed oil of nigella sativa and derived thymoquinone inhibit eicosanoid generation in leukocytes and membrane lipid peroxydation. Planta-Med 1995; 61: 33-36.
(10) Lavich, Cordeiro, Silva, Martins. A novel hot-plate test sensitive to hyperalgesic stimuli and non-opioid analgesics. Brazilian Journal of Medical and Biological Research 2005; 38: 445-451.
(11) Pratiknya AW. Dasar-dasar metodologi penelitian kedokteran dan kesehatan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada; 2003.
(12) Katzung BG. Farmakologi: dasar dan klinik. Jakarta: Salemba Medika; 2001.
(13) Paget and Barnes. Evaluation of drug activities. New York: Academic Press; 1964.
(14) Nickavar, Mojaba, Javidniab, Amolia. Chemical composition of the fixed and volatile oils of nigella sativa l. Z. Naturforsch 2003; 58c: 629-631


(Sebagai penerima dana insentif penelitian DP2M Program Kreativitas Mahasiswa Artikel Ilmiah (PKMAI) DIKTI Th. 2008)

1 komentar:

  1. The casino? Get in the game now - Dr.MCD
    The casino? 여수 출장샵 Get in the game now. 경주 출장안마 안동 출장샵 Casino: You bet on whether the 안양 출장안마 house goes up or down. And if it's down, I suggest you get 통영 출장안마 into it.

    BalasHapus