Rabu, 29 September 2010

ANGIOGENESIS PADA PROSES PENYEMBUHAN LUKA INSISI FLAP GINGIVA SETELAH PEMBERIAN EKSTRAK PROPOLIS LEBAH PER ORAL

Ali Taqwim*, Nur Ilhaini Sucipto**, dan Astri Taufi Ramadhani**
* Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember
** Fakultas Kedokteran Universitas Jember

PENDAHULUAN
Dalam bidang medis, tindakan pembedahan sering melibatkan proses insisi atau penyayatan jaringan. Pembuatan insisi ini akan menyebabkan rusaknya jaringan tubuh yang selanjutnya akan pulih kembali melalui proses penyembuhan luka. Penyembuhan luka merupakan proses dinamis yang meliputi fase inflamasi, fase fibroplasia dan selanjutnya fase remodeling jaringan (Kumar et al., 2005). Pembentukan pembuluh darah baru pada fase proliferasi merupakan komponen penting pada proses penyembuhan luka. Proses pembentukan pembuluh darah kapiler baru pada daerah luka ini disebut dengan angiogenesis. Pada angiogenesis, pembuluh darah baru atau sel endotel vaskular sangat berperan dalam proses proliferasi (Midwood. et al., 2004).

Pembentukan pembuluh darah baru yang terpenting adalah untuk menyediakan oksigen, nutrisi, dan sel-sel inflamasi untuk pertumbuhan jaringan baru (Montesinos et al., 2004). Dalam proses tersebut terdapat degradasi matriks ektrasel serta pencabangan baru (sprouting) dan migrasi sel endotel dari kapiler yang telah ada. Secara fisiologi awal proses angiogenesis terjadi antara dua hari pertama setelah rangsangan seperti hampir setiap perbaikan jaringan (Kleinheinz et al., 2005). Menurut Mohammad et al. (2008), angiogenesis terjadi secara bersamaan dengan pembentukan jaringan ikat baru (jaringan granulasi) yang dimulai dari hari ke-4 hingga hari ke-21 setelah perlukaan terjadi.

Obat-obatan untuk memulihkan dan mempertahankan kesehatan khususnya yang berhubungan dengan penyembuhan luka, saat ini dirasakan relatif mahal. Selain itu, dengan adanya resistensi antibiotika pada bakteri dan efek samping yang berat pada beberapa obat-obatan sintesis menjadi alasan tersendiri untuk mengalihkan perhatian pada terapi alternatif (Ernawati, 2001). Salah satu bahan alami sebagai terapi biologis alternatif yang diketahui aman dan pilihan yang efektif adalah propolis (Galvao et al., 2007).

Bertitik tolak dari uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam mengenai manfaat propolis lebah dengan melakukan penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak propolis lebah secara per oral pada proses penyembuhan luka pasca insisi flap gingiva melalui pembentukan pembuluh darah baru (angiogenesis) sebagai indikatornya.

METODE PENELITIAN
Dua puluh tikus Wistar umur 2-3 bulan dengan berat ± 200 gram dilakukan insisi flap pada bagian gingiva anterior dibawah gigi insisif sentral rahang bawah. Hewan coba dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok I sebagai kontrol diberi 1 mL aquadest per oral dan kelompok II diberi ekstrak propolis lebah ± 0,09 g/kg BB/hari dalam 1 mL aquadest per oral menggunakan sonde lambung sampai hari dekapitasi tikus. Masing-masing kelompok dibagi menjadi 2 sub kelompok berdasarkan periode dekapitasi pada hari ke-3 dan ke-7 setelah dilakukan insisi flap. Pengamatan histotologis angiogenesis menggunakan parameter kuantitatif dengan menghitung jumlah pembuluh darah baru. Analisis statistik menggunakan uji independent t-test dengan tingkat kemaknaan 95% (p<0,05).

DISKUSI
Penyembuhan luka pada seluruh jaringan pada dasarnya mempunyai pola yang sama, tetapi memiliki beragam modifikasi penyembuhan, tergantung dari faktor-faktor intrinsik dan ekstrinsik yang meliputi beberapa tahap (Kabal-Dzik et al., 2004). Propolis lebah memiliki kandungan flavonoid yang tinggi yang dapat meningkatkan proses mitogenesis, interaksi sel serta adhesi molekul yang sangat berperan pada fase proliferasi sel yang mempercepat proses penyembuhan jaringan luka (Dharmayanti et al., 2000; Ernawati, 2001).

Angiogenesis pada penelitian ini diamati pada hari ke-3 dan ke-7 setelah dilakukan perlukaan. Hal ini berdasarkan literatur yang menyebutkan bahwa pembentukan pembuluh darah baru terjadi antara rentang waktu hari kedua sampai pada minggu ketiga pasca perlukaan (Kleinheinz et al., 2005; Mohammad et al., 2008). Selain itu, pemilihan hari tersebut berdasarkan pada terjadinya proses angiogenesis pada fase proliferasi agar tidak saling overlaping dengan fase inflamasi yang terjadi pada 24 jam setelah perlukaan dan fase remodeling yang berlangsung sejak awal minggu pertama hingga bulanan, sehingga penghitungan pembuluh darah baru pada proses angiogenesis dapat mudah diamati dan mudah dilakukan (Gambar 1)

Hasilnya menunjukkan bahwa pemberian ekstrak propolis lebah berpengaruh pada pembentukan pembuluh darah baru. Secara statistik, melalui uji independent t-test terbukti bahwa pemberian ekstrak propolis lebah pada hari ketujuh memberikan perbedaan yang bermakna (p<0,05) antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Pemberian ekstrak propolis pada hari ketiga secara statistik memberikan hasil bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna (p>0,05). Hal ini membuktikan bahwa, pemberian ekstrak propolis lebah tenyata secara bermakna berpengaruh terhadap pembentukan pembuluh darah baru hanya pada hari ketujuh setelah perlukaan.

Pada hari ketiga, hasil rata-rata jumlah pembuluh darah baru pada kelompok kontrol lebih banyak dibandingkan dengan kelompok perlakuan (Gambar 2). Namun, secara statistik ternyata hasilnya tidak berbeda bermakna antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan. Hal ini kemungkinan terjadi karena pemberian ekstrak propolis lebah berupa pemberian per oral menyebabkan adanya perjalanan sistemik sangat panjang untuk mencapai sasaran yang dimulai dari absorsi di jaringan intestinal, diuraikan di hepar yang kemudian baru didistribusikan melalui sistem vaskular dan akhirnya mencapai jaringan periodontal dalam konsentrasi yang sangat diencerkan (Anief, 2000). Hal ini menyebabkan konsentrasinya rendah di jaringan, apalagi dosis yang digunakan pada penelitian ini terlalu kecil yaitu ± 0,09 g/kg BB/hari.

(Gambar 2)
Pada hari ketujuh, hasil rata-rata jumlah pembuluh darah baru pada kelompok perlakuan lebih banyak dibandingkan dengan kelompok kontrol. Apabila dibandingan dengan kelompok pada hari ketiga, maka jumlah pembuluh darah baru pada kelompok perlakuan mengalami peningkatan seiring dengan bertambahnya waktu pemberian ekstrak propolis lebah (Gambar 3). Namun, pada kelompok kontrol mengalami penurunan jumlah pembuluh darah baru pada hari ketujuh. Hal ini dimungkinkan karena kandungan flavonoid dalam ekstrak propolis lebah dapat menstimulasi pembentukan pembuluh darah baru, melalui aktivasi faktor pertumbuhan yang berperan dalam proses angiogenesis.

(Gambar 3)

Flavonoid pada propolis mampu mengatur fungsi sel dengan cara merangsang produksi TGF-β (Transforming Growth Factor-β) yang dapat meningkatkan migrasi dan proliferasi fibroblas di daerah jejas luka (Sabir et al., 2005) dan menginduksi VEGF (Vascular Endothelial Growth Factor) yang berperan dalam pembentukan pembuluh darah baru (Kumar et al., 2005). Setelah pembuluh darah baru mencukupi untuk proses penyembuhan luka, faktor angiogenik akan dihambat oleh Macrophage Inhibitory Factor (Philips, 2001). Dalam hal ini, flavonoid pada propolis lebah berperan sebagai promotor pembentukan pembuluh darah baru. Semakin banyak pembuluh darah baru, maka proses penyembuhan luka dapat berlangsung lebih cepat. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut secara in vitro, apakah flavanoid propolis dapat meningkatkan kadar VEGF dan apakah pemberian flavonoid propolis dapat mengganggu kerja Macrophage Inhibitory Factor yang penting untuk menghentikan pembentukan pembuluh darah baru setelah proses penyembuhan luka selesai.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pemberian ekstrak propolis lebah berpengaruh meningkatkan pembentukan pembuluh darah baru secara bermakna pada hari ke-7 setelah pembuatan insisi flap gingiva.

UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih peneliti sampaikan kepada dr. Al Munawir, M.Kes. Ph.D selaku dosen pembimbing dan pihak IM-HERE Universitas Jember selaku penyokong dana penelitian. Terima kasih dukungan UKM PELITA (Penalaran dan Penelitian Mahasiswa) Universitas Jember yang telah memberikan ruang bagi kami untuk melakukan penelitian lintas program studi sehingga penelitian ini dapat berjalan lancar.

1 komentar:

  1. pembahasannya sangat ringkas namun mudah di mengerti. great. apa saya bisa minta referensinya? krn sy juga sedang mengerjakan penelitian yg serupa. trims atas bantuan

    BalasHapus