Nina Oktavianti,Nur Ilhaini Sucipto, Putri Yuliastuti
Fakultas Kedokteran Universitas Jember
Abstrak
Medically, When people fast, the body doesn't get intake of carbohydrate (food) as long as fourteen hours, so that have hipoglikemia and decrease of energy intake until 20-30 %. Therefore, It need glukose intake which can be absorbed immediately such as monosacharide. Date fruit contain monoscharide, so that it can be the choice fruit to fullfil that decreased.
Secara medis, tubuh orang berpuasa tidak mendapatkan asupan karbohidrat (makanan) selama kurang lebih empat belas jam sehingga tubuh mengalami defisit gula darah. Selain itu asupan energi dalam tubuh juga berkurang sebesar 20-30 persen. Oleh karena itu, saat tiba waktu berbuka, diperlukan asupan gula yang dapat segera diabsorpsi ke dalam tubuh untuk menggantikan asupan energi. Makanan yang paling baik untuk dikonsumsi pada saat berbuka puasa adalah makanan yang mengandung gula sederhana (monosakarida) yang cepat diserap dan dipakai oleh tubuh, seperti buah-buahan. Kurma mengandung gula monosakarida dan dapat diabsorpsi tubuh dalam waktu singkat, sehingga akan menghasilkan energi dengan cepat.
Kata Kunci: Kurma, Puasa.
Pendahuluan
Puasa bagi umat Islam merupakan salah satu rukun Islam dan merupakan salah satu ibadah wajib selama bulan Ramadan (1). Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 183: Hai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa (2)
Bagi umat Islam, berpuasa merupakan salah satu ibadah yang harus dilakukan. Ada puasa wajib yang harus dilakukan pada bulan Ramadan, tetapi ada juga puasa-puasa sunah seperti puasa Daud, puasa Arafah, puasa Senin-Kamis, dan puasa sunah lainnya (1)
Dalam sebuah hadist, Rasulullah bersabda shumu tashihhu yang artinya berpuasalah niscaya kamu akan sehat (HR. Al-Thabrani, Al-Qaradhawi, Ibid, 290)(3) Sabda Rasulullah ini mengisyaratkan bahwa dibalik puasa tersebut ada hikmah bagi kesehatan manusia, baik kesehatan jasmani, rohani dan sosial. Sabda Rasulullah tersebut telah dibuktikan oleh para sarjana kedokteran baik itu kesehatan jasmani, rohani maupun kesehatan sosial (4)
Secara medis, pada saat berpuasa asupan energi dalam tubuh berkurang sebesar 20-30 persen, sehingga tubuh lebih cepat lemas dan lelah (5). Kurang lebih empat belas jam lamanya, mulai dari setelah sahur sampai berbuka, tubuh orang yang berpuasa tidak disuplai oleh makanan (4). Pada saat berbuka puasa sebaiknya tidak makan dan minum terlampau banyak, karena justru akan memberatkan kerja lambung yang sudah dibiarkan istirahat sekitar empat belas jam. Oleh karena itu, sebaiknya mengawali hidangan berbuka puasa dengan makanan ringan yang manis(6).
Makanan yang paling baik untuk dikonsumsi pada saat berbuka puasa adalah makanan yang mengandung gula sederhana (monosakarida) yang cepat diserap dan dipakai oleh tubuh, seperti buah-buahan. Fruktosa dan glukosa yang terkandung dalam buah-buahan merupakan gula sederhana yang siap dipakai oleh tubuh. Hanya dalam beberapa menit, tubuh akan segera memperoleh asupan energi dan menjadi bugar kembali(5).
Sebagaimana dalam hadist Anas bin Malik, bahwasanya beliau bersabda:
Bahwasanya Rasulullah dahulu berbuka (berifthar) sebelum maghrib dengan beberapa ruthab, jika tidak mendapatinya maka dengan kurma yang sudah matang, kalau tidak mendapatinya maka dengan meneguk air beberapa tegukan. (Shohih Sunan Abu Dawud hadist no. 2356)(7).
Maksud dari hadist diatas adalah makan makanan manis pada saat perut kosong itu lebih bermanfaat bagi tubuh terutama tubuh yang sehat, sehingga kekuatannya dapat pulih kembali(8,9). Dalam hadist itu pula disebutkan bahwa mengkonsumsi kurma ketika berbuka puasa termasuk sunah, dan kurma termasuk buah yang rasanya manis.
Berdasarkan hadist diatas, dapat kita pahami bahwa mengkonsumsi kurma saat berbuka puasa merupakan sunah Rasulullah. Hikmah apakah yang terkandung dalam sunah tersebut? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka penulis ingin menelaah tinjauan medis tentang manfaat kurma saat berbuka puasa.
Tinjauan Pustaka
Definisi Puasa
Puasa dalam bahasa Arab disebut shaumu, yang memiliki makna menahan dari segala sesuatu. Sedangkan dalam surat Maryam dijelaskan: Maka makan dan minumlah kamu wahai Maryam dan tenangkanlah hatimu, dan jika kamu bertemu seseorang maka katakanlah saya sedang berpuasa dan tidak mau berbicara dengan sesiapapun. (QS. Maryam: 26)(2).
Adapun makna puasa secara istilah yaitu menahan diri dari dua jalan syahwat (mulut dan farj) dan hal-hal lain yang dapat membatalkan pahala puasa mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari (10), dijelaskan pula dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 187 disebutkan: Makan dan minumlah hingga jelas bagimu (perbedaan) antara benang putih dan benang hitam, yaitu fajar, kemudian sempurnakanlah puasa sampai datang malam (2).
Dari segi kesehatan jiwa, inti dari menjalankan ibadah puasa adalah pengendalian diri (self control). Pengendalian diri adalah salah satu ciri untuk bagian jiwa yang sehat(11,12). Jika pengendalian pada diri seseorang terganggu, maka akan timbul berbagai reaksi patologik (kelainan) baik dalam alam pikir, alam perasaan, dan perilaku. Reaksi patologik yang ditimbulkan tidak saja menimbulkan keluhan subyektif pada dirinya, tetapi juga mengganggu lingkungannya dan juga orang lain. (11).
Metabolisme Tubuh Saat Puasa
Pada kenyataannya, faktor yang menentukan saat melaksanakan ibadah puasa adalah makanan dan minuman. Oleh karena itu, puasa juga dapat diartikan sebagai salah satu diet yaitu mengatur pola makanan dengan baik. Ketika berpuasa, tubuh tidak mendapatkan masukan (intake) makanan di siang hari, sehingga untuk beraktivitas tubuh akan memetabolisme glukosa dari hati dan otot sebagai cadangan energi. Hal ini akan menyebabkan hipoglikemi ringan (13) Pada kondisi hipoglikemi terjadi penyediaan glukosa dari proses glukoneogenesis. Saat puasa terjadi pembentukan senyawa keton untuk penyediaan energi jaringan tubuh melalui metabolisme lemak. Tetapi, peningkatan ini tidak tinggi sehingga tidak membahayakan bagi tubuh bahkan sangat menguntungkan (14)
Puasa adalah suatu aktivitas yang berfungsi menyeimbangkan kembali kondisi badan (15). Keseimbangan energi didapatkan dari arus yang kuat antara pemasukan (energy intake) dan pemakaian energi (energy expenditure). Apabila pemasukan energi lebih besar dari pemakaian maka sebagian besar kelebihan energi akan disimpan di jaringan adiposa sebagai triasilgliserol (TG). Apabila pemakaian lebih besar daripada pemasukan maka TG dalam jaringan adiposa akan dimobilisasi untuk penyediaan bahan bakar bagi seluruh jaringan tubuh. Oleh karena itu, puasa berperan untuk membatasi kalori yang berlebihan bagi tubuh karena adanya modifikasi perilaku pada pola makan (16).
Untuk kebutuhan sehari-hari, setiap orang membutuhkan energi untuk kebutuhan internal (metabolisme basal) sebesar 25 kkal/kg berat badan. Sementara untuk aktivitas fisik sehari-hari dibutuhkan tambahan energi sebesar 30-50 persen dari energi basal. Pada saat berpuasa, asupan energi dalam tubuh berkurang sebesar 20-30 persen, sehingga tubuh lebih cepat lemas dan lelah (5).
Kurma
Pohon kurma bernama latin Phoenix dactylifera(18,19,20), termasuk famili Palmae dan sering disebut date palm (18, 20). Taksonomi kurma adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Division : Magnoliophyta
Class : Liliopsida
Family : Arecaceae
Genus : Phoenix
Spesies : Phoenix dactylifera
Kurma dapat dimakan selagi mentah ataupun matang. Mempunyai nama khas di setiap negara : Perancis-daltier, Jerman–dattel, Italia–datteri atau dattero, Belanda–dadel, Portugis–Tamara dan di Timur tengah – Tamr (kurma kering) atau ruthab (kurma basah) (20).
Kurma segar (ruthab) mengandung kadar air dan vitamin yang lebih banyak, tetapi rendah kandungan energi siap pakainya. Sementara kurma yang kering (tamr) tinggi akan kandungan energi siap pakai, namun kandungan air dan beberapa vitamin lebih rendah bahkan kandungan vitamin C-nya hilang (5,21).
Manfaat dan Kandungan Nutrisi Kurma
Kurma mengandung zat gizi yang nyaris lengkap dengan komposisi yang seimbang, meskipun dalam jumlah yang serba sedikit, seperti tampak pada Tabel 1. Kandungan nutrisi kurma tergantung dari varietas kurma dan kandungan airnya. Pada umumnya mengandung zat-zat berikut gula (campuran glukosa, sukrosa, dan fruktosa), protein, lemak, serat, vitamin A, B1, B2, B3, potasium, kalsium, zat besi, klorin, tembaga, magnesium, sulfur, fosfor, dan beberapa enzim.21 Menurut penelitian ilmu kedokteran, sebiji kurma mengandung 70-87 persen zat gula (glukosa), 2 persen protein, 2-3 persen lemak dan sisanya magnesium, sodium, potasium, zat besi, dan kalsium, plus vitamin A, B1, B2 dan D. Kurma mengandung serat dan keadaannya tidak terkontaminasi oleh proses kimia, alami dan bebas kolesterol (9).
Kandungan gula kurma sebagian besar merupakan gula-gula monosakarida, seperti yang terlihat pada Tabel 2, sehingga mudah dicerna oleh tubuh. Gula-gula itu berupa glukosa dan fruktosa. Pada sebagian varietas kurma tertentu, misalnya kurma jenis Deglet Noor, juga terdapat gula sukrosa. Kandungan gula pada kurma sangat tinggi, sekitar 70 persen, yaitu 70-73 gram per 100 gram kurma. Segelas air yang mengandung glukosa, menurut Dr. David Conning (Direktur Jenderal British Nutrition Foundation), akan diserap tubuh dalam 20-30 menit. Sedangkan penyerapan gula kurma di dalam tubuh juga cukup cepat, sekitar 45-60 menit. Hal itu jauh berbeda bila dibandingkan dengan daya absorpsi pati pada nasi yang memerlukan waktu berjam-jam. ltulah sebabnya kurma merupakan makanan yang sangat baik untuk berbuka puasa karena dapat menyuplai asupan energi secara cepat (5).
Karbohidrat atau hidrat arang adalah suatu zat gizi yang fungsi utamanya sebagai penghasil energi, dimana setiap gramnya menghasilkan 4,1 kkal. Walaupun lemak menghasilkan energi lebih besar, namun karbohidrat lebih banyak dikonsumsi sehari-hari sebagai bahan makanan pokok, terutama di negara yang sedang berkembang. Di negara sedang berkembang, karbohidrat dikonsumsi sekitar 70-80% dari total kalori, bahkan pada daerah-daerah miskin dapat mencapai 90%. Sedangkan pada negara maju, karbohidrat dikonsumsi hanya sekitar 40-60%. Hal ini disebabkan oleh sumber bahan makanan yang mengandung karbohidrat lebih murah harganya dibandingkan sumber bahan makanan kaya lemak maupun protein.
Kurma juga mengandung serat pangan (dietary fiber) cukup tinggi, yaitu 2,2 gram per 100 gram. Serat pangan mempunyai manfaat untuk menurunkan kadar kolesterol dalam darah dengan menghambat penyerapan lemak atau kolesterol di dalam usus besar, sehingga kadar kolesterol dalam darah tidak meningkat. Kehadiran serat pangan baik untuk mengatasi sembelit. Dengan tekstur serat yang cukup halus, kurma aman untuk lambung yang sensitif atau radang usus.
Kurma mengandung vitamin yang cukup tinggi, seperti yang terlihat pada Tabel 3. Kehadiran vitamin ini dapat meningkatkan kebasaan lambung yang terlalu asam setelah 13-14 jam tidak memperoleh makanan dan minuman (5).
Pada Tabel 4, dapat diketahui bahwa kalium merupakan komponen gizi mineral yang mempunyai jumlah yang sangat signifikan pada kurma. Di dalam 100 gram kurma terkandung 666 mg kalium dan natrium hanya 1 mg, sehingga rasio kalium terhadap natrium 666:1. Makanan yang sehat untuk jantung dan pembuluh darah adalah yang mengandung rasio kalium: natrium (K:Na) minimal 5 :1 (5).
Kalium diketahui bermanfaat untuk mengendalikan tekanan darah, terapi darah tinggi, serta membersihkan karbondioksida di dalam darah. Kalium juga bermanfaat untuk memicu kerja otot dan simpul saraf. Kandungan kalium yang tinggi akan memperlancar pengiriman oksigen ke otak dan membantu memperlancar keseimbangan cairan tubuh. Dengan demikian, konsumsi kurma yang kaya kalium akan membuat otak tetap ‘encer’ di saat berpuasa dan tubuh selalu dalam keadaan bugar. Beberapa penelitian yang dilakukan oleh para ahli gizi membuktikan bahwa kalium, yaitu minimal 400 mg per 100 g, dapat menurunkan risiko serangan stroke.
Mekanisme kerja kalium dalam mencegah atherosclerosis (penyempitan pembuluh darah) adalah dengan menjaga dinding pembuluh darah besar (arteri) tetap elastis dan mengoptimalkan fungsinya, sehingga tidak mudah rusak akibat tekanan darah yang tinggi. Dengan menurunnya resiko atherosclerosis, aktivitas kalium ini juga akan berperan dalam pencegahan penyakit jantung koroner dan stroke.
Sebagaimana pangan nabati lainnya, kurma tidak mengandung kolesterol. Kurma mengandung lemak ‘baik’, yang sangat bermanfaat bagi kesehatan. Kekhawatiran menjadi gemuk karena kurma, tidaklah beralasan. Kehadiran lemak ini bermanfaat bagi penyerapan vitamin A, D, E, dan K yang juga terdapat di dalam kurma (5).
Oleh karena nilai gizi yang jadi andalan utama kurma adalah kandungan karbohidrat sederhananya alias gula alami yang tinggi, maka dibawah ini akan di jelaskan lebih lanjut tentang karbohidrat.
Kebutuhan Kalori Tubuh
Untuk melakukan aktivitas sehari-hari, manusia memerlukan energi yang diperoleh dari makanan. Untuk mengetahui kebutuhan energi rata-rata per hari, maka dapat dilihat pada Tabel 5-7.
Berdasarkan Tabel 5-7 dapat di ketahui bahwa kecukupan energi rata-rata secara nasional pada tingkat konsumsi (per orang/hari) = 2.150 kkal. Kecukupan energi rata-rata secara nasional pada tingkat persediaan (per orang/hari) = 2.500 kkal. Kecukupan protein rata-rata secara nasional pada tingkat konsumsi (per orang/hari) = 46,2 gram. Kecukupan protein rata-rata secara nasional pada tingkat persediaan (per orang/hari) = 55 gram.
Pembahasan
Perubahan Fisiologis Saat Puasa
Secara fisiologis, berpuasa berarti mengubah pola makan harian. Jika biasanya kita makan dari pagi hingga malam hari (tiga kali makan: pagi, siang, malam), saat puasa berubah menjadi dua kali makan (sahur dan buka). Sementara itu, kegiatan rutin harian tetap berlangsung sepanjang siang hari., sehingga pada saat berpuasa asupan energi dalam tubuh berkurang sebesar 20-30 persen. Padahal untuk kebutuhan sehari-hari, setiap orang membutuhkan energi untuk kebutuhan internal (metabolisme basal) sebesar 25 kkal/kg berat badan. Untuk aktivitas fisik sehari-hari dibutuhkan tambahan energi sebesar 30-50 persen dari energi basal.
Saat berpuasa persediaan gula darah dapat turun, karena tubuh tidak mendapatkan intake karbohidrat (makanan). Akibatnya, tubuh dapat mengalami defisit gula darah, sehingga timbul rasa lemas dan kurang bertenaga. Puasa menyebabkan tubuh menggunakan cadangan energi sebagai pengganti intake makanan yang biasa dikonsumsi. Cadangan energi ini berbentuk glikogen, apabila cadangan ini habis maka akan digunakan cadangan lain dari lemak dan protein. Tubuh akan mengubah simpanan lemak menjadi energi. Saat simpanan lemak digunakan untuk energi selama berpuasa, proses ini melepaskan zat kimia yang berasal dari asam lemak ke dalam sistem yang kemudian dikeluarkan melalui organ-organ pembuangan.
Cadangan energi selama menjalankan ibadah puasa yang berlangsung kurang lebih 12 jam masih mencukupi untuk melakukan aktivitas sehari-hari, tetapi kegiatan selama puasa hendaklah tidak berlebihan. Hal yang sangat dikhawatirkan jika melakukan kegiatan yang berlebihan yaitu terjadi penurunan pasokan cairan tubuh alias dehidrasi. Jika sedang tidak berpuasa, cairan yang hilang dari tubuh dapat langsung diganti. Namun, jika sedang berpuasa cairan tubuh yang kurang itu harus menunggu saat berbuka dahulu. Akibatnya, tubuh akan kekurangan air, sehingga mengganggu kerja fungsi organ tubuh yang lain.
Oleh karena itu, dianjurkan agar menjalankan aktivitas yang tidak terlalu banyak mempergunakan tenaga. Jika ingin melakukan aktivitas yang ‘berat-berat’ seperti berolahraga, sebaiknya melakukannya saat menjelang berbuka puasa, kira-kira 1-2 jam sebelumnya. Dengan cara itu, begitu tubuh mengeluarkan keringat, kita dapat langsung menggantikannya pada saat berbuka puasa. Dapat juga olahraga dilakukan sesudah berbuka puasa, tetapi sebaiknya 2-3 jam setelah perut diisi makanan.
Selain itu, tetap beraktivitas selama menjalankan ibadah puasa, asalkan tidak berlebihan memang sangat dianjurkan. Hal tersebut untuk merangsang keluarnya hormon anti insulin yang berfungsi melepaskan gula darah dari tempat simpanannya. Jika bermalas-malasan selagi berpuasa dan terlalu banyak tidur, maka tubuh makin kurang energi alias tak bertenaga. Itu semua karena kadar gula dibiarkan menurun secara drastis.
Selain tetap beraktivitas, mengatur menu saat sahur dan berbuka juga mempunyai peranan yang penting. Karena saat itulah tubuh diisi makanan yang memenuhi syarat gizi agar kebutuhan kalori tercukupi. Puasa merupakan saat-saat pengosongan dari sisa-sisa zat makanan yang diantaranya mengandung racun yang perlu dikeluarkan. Cara mengeluarkannya antara lain yang paling efektif adalah dengan pengosongan perut. Dari metode inilah, orang memperoleh penemuan tentang maksud diet dan peranannya di dalam kehidupan dan kesehatan manusia. Zat-zat yang bersisa akan tersedot dan terbuang dengan tidak adanya (sementara) bahan-bahan konsumsi yang masuk dan dapat diduga dalam masa inilah terjadi proses pembakaran (pemusnahan) kepada zat-zat yang berlebih ini. Sesungguhnya zat lemak yang bersisa juga mengandung hal-hal yang tidak menyehatkan manusia.
Pemenuhan Kebutuhan Energi Dengan Kurma
Saat berpuasa asupan energi berkurang, maka tubuh cepat lemas dan lelah. Oleh karena itu, diperlukan asupan gula yang dapat segera diabsorpsi ke dalam tubuh untuk menggantikan asupan energi yang berkurang saat menjalankan puasa. Seringkali untuk memenuhi kebutuhan energi pada saat berbuka puasa, konsumsi makanan berat (seperti nasi) merupakan pilihan utama, padahal karbohidrat yang terdapat pada nasi merupakan karbohidrat kompleks yang memerlukan proses pencernaan yang cukup lama dan ini menyebabkan energi tidak dapat tersedia dengan cepat. Seharusnya makanan yang paling baik untuk dikonsumsi pada saat berbuka puasa adalah makanan yang mengandung gula sederhana (monosakarida).
Oleh karena itu, mengawali hidangan berbuka puasa dengan makanan ringan yang manis, seperti teh manis dan kurma memang sangat dianjurkan. Tetapi jangan berlebihan, sebab akan mengganggu kenikmatan menyantap menu utama. Disadari atau tidak, selain memang sudah menjadi tradisi, buah kurma ternyata banyak mengandung beberapa zat yang dibutuhkan oleh tubuh dan baik untuk dikonsumsi setelah kita menjalankan ibadah puasa sehari penuh. Dalam satu buah kurma terkandung protein, serat dan tentu saja kandungan gula alami.
Kadar gula yang terkandung dalam satu buah kurma dapat langsung diserap dan dimetabolisme oleh tubuh karena mengandung gula sederhana (monosakarida). Kebanyakan varietas kurma mengandung glukosa (jenis gula yang ada dalam darah) atau fruktosa (jenis gula yang terdapat dalam sebagian besar buah-buahan). Namun, ada satu varietasnya yang bernama Deglet Noor yang tumbuh di California hanya mengandung gula sukrosa (dikenal juga sebagai gula pasir) dan baru dapat diserap oleh tubuh setelah diubah menjadi glukosa dan fruktosa.
Berdasarkan penelitian biokimia, ditemukan bahwa satu bagian kurma yang kita makan mengandung 70-75% gula, 2-3 % protein, 2.5 % serat, dan sedikit sekali mengandung lemak jenuh (lecithine). Segelas air yang mengandung glukosa, menurut Dr. David Conning (Direktur Jenderal British Nutrition Foundation), akan diserap tubuh dalam 20-30 menit. Tetapi gula yang terkandung dalam kurma baru habis terserap dalam tempo 45-60 menit.
Oleh karena itu, kurma dianggap sebagai buah yang ideal untuk hidangan berbuka puasa ataupun sahur, karena kandungan gulanya yang tinggi terutama gula monosakarida dan dapat diabsorpsi tubuh dalam waktu singkat, sehingga akan menghasilkan energi dengan cepat.
Berdasarkan pada Tabel 2, diketahui bahwa kandungan gula (monosakarida) dalam 1 buah kurma jenis Medjool (24 gram) adalah sebesar 15,8 gram (8,1 gram glukosa + 7,7 gram fruktosa). Dalam 1 gram karbohidrat menghasilkan energi 4,1 kkal. Jadi energi yang cepat tersedia dengan mengkonsumsi 1 buah kurma adalah sebesar 64,78 kkal, dengan perhitungan sebagai berikut:
= kandungan gula per buah kurma (gram) x energi yang dihasilkan per gram karbohidrat (kkal)
= 15,8 gram x 4,1 kkal/gram
= 64,78 kkal.
Berdasarkan pada Tabel 5-7, diketahui bahwa kebutuhan rata-rata energi tubuh perhari adalah 2150 kkal. Sehingga, persentase energi yang dihasilkan oleh 1 buah kurma terhadap kebutuhan rata-rata energi perhari adalah 3,01 %, dengan perhitungan sebagai berikut:
= [energi yang cepat tersedia per 1 buah kurma (kkal) : kebutuhan energi perhari (kkal)] x 100% .
= [64,78 kkal : 2150 kkal] x 100%
= 3,01 %
Sebagaimana dalam hadist Anas oleh Abu Ya’la, yang berbunyi : Adalah Rasulullah SAW suka berbuka dengan tiga biji kurma, maka apabila kita mengkonsumsi kurma saat berbuka dengan tiga buah kurma maka kita dapat memenuhi kebutuhan kalori sebesar 9 % (3 kurma x 3 %) dari 20-30 % kalori tubuh yang berkurang saat berpuasa. Asupan energi lainnya yang dibutuhkan oleh tubuh dapat kita peroleh dari menu utama saat berbuka, seperti nasi dan lauk-pauk.
Oleh karena itu, mengkonsumsi kurma saat berbuka penting untuk asupan energi sementara dalam mengerjakan aktivitas selanjutnya, seperti sholat tharawih saat bulan Ramadhan. Tetapi jangan berlebihan dalam mengkonsumsi kurma, sebab akan mengganggu kenikmatan menyantap menu utama.. Usai sholat maghrib dan beristirahat sejenak, barulah dilanjutkan dengan makanan yang lebih berat, seperti nasi, lauk-pauknya dan sayur-mayurnya.
Kesimpulan
Pada saat puasa energi kita berkurang sekitar 20-30% dari metabolisme basal. Saat berpuasa persediaan gula darah dapat turun, karena tubuh tidak mendapatkan pasokan karbohidrat (makanan). Akibatnya, tubuh dapat mengalami defisit gula darah, sehingga timbul rasa lemas dan kurang bertenaga. Puasa menyebabkan tubuh menggunakan cadangan energi sebagai pengganti pasokan makanan yang biasa dikonsumsi. Cadangan energi ini berbentuk glikogen (cadangan energi yang berasal dari karbohidrat). Apabila cadangan ini habis, maka akan digunakan cadangan lain dari lemak dan protein.
Mengkonsumsi kurma saat berbuka seperti disunahkan oleh Rasulullah SAW sebanyak tiga buah dapat mencukupi kebutuhan energi secara cepat sebesar sekitar 9-10 % dari 20-30 % energi yang berkurang saat puasa, dimana dalam 1 buah kurma memenuhi sekitar 3 % kebutuhan kalori tubuh per hari. Karena kurma mengandung kalori dan gula monosakarida ( glukosa dan fruktosa ) yang tinggi, dimana gula tersebut diserap dan dimetabolisme tubuh dalam waktu yang singkat, maka kurma sangat tepat jika dikonsumsi saat berbuka puasa sebelum menyantap menu utama seperti nasi dan lauk-pauknya.
Daftar Pustaka
1. Laluna. Puasa Dalam Perspektif Kesehatan. [Serial Online]. http://flexiland. telkomflexi.com/blog/index.php?userId=MTAyMjk=. [6 September 2007].
2. Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Quran. 2006. Al-Hikmah: Al-Quran dan Terjemahannya. Bandung: Diponegoro. Halaman 28, 29, 307.
3. Hilman Rosyad. Ramadhan: Sang Tamu Agung. [Serial Online]. http://www.pengajianonline.com/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=74. [12 September 2007].
4. Surur, Naharus. Puasa Itu Menyehatkan [PKPU Online]. http://www.pkpu.or.id/artikel.php?id=8&no=0. [6 September 2007].
5. Anonim. Ada Kurma Puasa Bebas Lemas dan Malas. [Serial Online]. http://thibbunnabawi.wordpress.com/2007/08/13/ada-kurma-puasa-bebas-lemas-dan-malas/. [6 September 2007].
6. Muhammad, Harli. Puasa Mencegah Sakit Jantung dan Stroke. [Serial Online] http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=5&id=143885&kat_id=105&kat_id1=147&kat_id2=291. [6 September 2007].
7. Tim Al-Ilmu Jember. Menyambut Ramadhan (2): Bersahur dan Berifthar (Berbuka) Menurut Tuntunan Rasulullah. [Serial Online]. http://abasalma.wordpress.com/2007/08/24/kajian-khusus-seputar-bulan-suci-ramadhan-2/. [8 September 2007].
8. Al-Jauzah, Abu. Risalah Lengkap Tentang Puasa dan 'Iedul-Fithri. [Serial Online]. http://myquran.org/forum/index.php?topic=26458.15. [6 September 2007].
9. Iskandariyah. Takjil Ifthar. [Serial Online]. hidayatullah.com/index.php? option=com_joomlaboard&Itemid=79&id=29996&catid=4&func=sb_pdf. [8 September 2007].
10. Hawari, Nadirsah. Dengan Hati yang Jernih Kita Sambut Bulan Suci Ramadhan. [Serial Online]. http://www.geocities.com/pippksmy/fiqhsiyam. htm. [6 September 2007].
11. Hawari, Dadang. 1996. Al-Qur’an: Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Dana Bhaktii Prima Yasa. Halaman 251-252.
12. Djaelani, Bisri M. 2006. Terapi Sehat Ala Nabi. Yogyakarta: Progresif Books. Hal 87.
13. Budi RST. Puasa Dapat Diartikan Sebagai Diet dari Suara Karya edisi 20-11-2001. [Serial Online]. http://www.IDI-online.com/Arsip-Kliping_Kesehatan. [29 April 2004].
14. Hanafi, Harianto N, dan Wibowo. 2005. Biokimia III. Surabaya: Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Halaman 23, 37.
15. Mustofa, Agus. 2004. Untuk Apa Berpuasa Edisi Revisi: Scientific Fasting. Surabaya: PT Bina Ilmu. Halaman 250.
16. Narendrani, Paramita, Hapsari. 2001. Pengaruh Puasa Terhadap Aktivitas Makrofag Mencit. Tidak Dipublikasikasikan. Skripsi. Jember: Program Sarjana 1 Fakultas Kedokteran Universitas Jember.
17. Wahab, Abdul. Manfaat Puasa. [Serial Online]. http://w4h4b.blog.m3-access.com/posts/14502_MANFAAT-PUASA.html. [8 September 2007].
18. Agus, Tri, M. Balita-Anda: Kurma Primadona Ramadan. [Serial Online] http://triagus.multiply.com/. [6 September 2007].
19. Mahaza. Ramadhan dan Kurma. [Serial Online]. http://mahaza.blogspot.com/2005_09_01_archive.html. [8 September 2005].
20. Rakhmawan, Zaki. Kupas Tuntas Khasiat Kurma-berdasarkan Al Quran, Assunah dan Tinjauan medis modern dari Media Tarbiyah, Bogor, 2006. [Serial Online]. http://abuafif.wordpress.com/tag/references/. [8 September 2007]
21. Untoro, Bambang. Kurma. [Serial Online]. http://untoro.wordpress.com/ 2007/04/03/kurma/. [8 September 2007.]
22. Zaid, A. & de Wet, P.F. Chapter 1: Botanical and Systematic Description of The Date Palm. [Serial Online]. www.fao.org. [9 September 2007].
23. Wikipedia, the free encyclopedia. Date Palm. [Serial Online]. http://en.wikipedia.org/wiki/Date_palm. [6 September 2007].
24. Nutrition Data. Dates : Medjool. [Serial Online]. http://www.nutritiondata.com/facts-C00001-01c20UM.html. [8 September 2007].
25. Panganplus. Beberapa Fungsi Karbohidrat Dalam Industri Pangan. [Serial Online]. http://www.panganplus.com/artikel.php?aid=22. [12 September 2007].
26. Hutagalung, Halomoan. Metabolisme Monosakarida. [Serial Online]. http://72.14.235.104/search?q=cache:ks41I7hG4aAJ:library.usu.ac.id/modules.php%3Fop%3Dmodload%26name%3DDownloads%26file%3Dindex%26req%3Dgetit%26lid%3D763+metabolisme+monosakarida&hl=id&ct=clnk&cd=9&gl=id. [8 September 2007].
27. Murray, Granner, Mayes, & Rodwell. 2003. Biokimia Harper. Jakarta: EGC.
Sebagai Juara I Ajang Karya Tulis Ilmiah Kedokteran Islam (ARTERI) Tk. Nasional 2007
Tidak ada komentar:
Posting Komentar